Rabu, 02 Desember 2015

Kritik Seni Terhadap Karya Muhlis Lugis




Judul karya           : KETERBATASAN

Ukuran                 : 120cm x 100cm

Media                   : Wood cut

Seniman               : Muhlis Lugis

Tahun                   : 2012

                Karya tersebut salah satu karya seni grafis. Terlihat jelas permainan garis-garis halus yang membentuk suatu objek dengan pendekatan surealisme. Ya, karya ini adalah karya dari salah satu pegrafis Indonesia, Muhlis Lugis. Karya yang berjudul “KETERBATASAN” ini dibuat tahun 2012. Objek surealis dengan figure manusia yang mirip dengan binatang berkaki empat dan berkepala tangan ini sudah sering digambarkan  dalam  karya-karya Muhlis sebelumnya. Sehingga hal tersebut dapat menjadi ciri khas atau gaya pegrafis yang menyelesaikan pendidikan seninya dari ISI Yogyakarta. Media yang digunakan dalam karya ini adalah teknik wood cut atau mencukil di atas papan (hardboard) yang dicetak di atas kertas dengan ukuran 120cm x 100cm.

                Figure yang ditampilkan dalam karya ini seorang manusia yang mirip dengan binatang berkaki empat, dengan kepala berbentuk tangan, dua kaki sebagai tangan yang terikat dengan pinggang, dan dua kaki yang lain duduk bersimpuh di tengah tanah tandus dan berbatu. Dalam karya ini, sangat terlihat goresan garis-garis  hasil dari cukilan yang rapi namun tetap ekspresif. Permainan gelap terang dalam karya tersebut, memberi kesan objek  yang bervolume sehingga lebih hidup. Hal ini terlihat dari otot-otot kaki dan tangan kuat dan bayangan objek yang ada di atas tanah. Warna yang digunakan kombinasi warna monokromatis dengan adanya variasi warna jingga hingga coklat, dilengkapi dengan warna biru sebagai penggambaran dari langit yang cerah. Penggambaran awan yang dinamis, berkesan adanya awan yang bergerak mengikuti arah angin. Teknik mencukil yang detail inilah, menjadikan objek yang digambarkan memiliki tekstur semu, hal ini dapat dilihat dari penggambaran tanah yang tidak berkesan halus, tetapi justru terlihat keras, kasar, dan berbatu.

Dalam karya ini, Muhlis mengkolaborasikan teknik cukil dengan pewarnaan tidak lagi menggunakan rol karet, melainkan kuas atau yang sering disebut hand coloring, namun tetap dengan teknik pewarnaan reduksi (menumpuk warna). Walaupun terdapat pro kontra dengan adanya teknik hand coloring ini yang dianggap mengurangi faedah seni cetak, hal ini menjadi wajar dengan adanya perkembangan zaman dimana setiap seniman membutuhkan kreativitas dan bereskperimen dalam berkarya.

Penggambaran figure manusia mirip binatang dalam karya Muhlis ini, karena sifat manusia dari waktu ke waktu mirip dengan binatang, yang bertindak tanduk sesukanya tanpa berfikir baik buruk apa yang dilakukannya karena tidak memiliki akal pikir. Kepala yang berbentuk tangan menggambarkan isi kepala manusia yang hanya ingin mendapatkan sesuatu secara berlebihan sehingga menjadi manusia yang serakah.

Keterbatasan ini digambarkan dengan dua kaki yang terikat dengan pinggang dan dua kaki lain yang duduk bersimpuh dan tidak bertenaga sehingga tidak dapat berdiri, bergerak, maupun berjalan. Terjadi pemberontakan dari keterbatasan ini dilihat dari tangan yang tegang dan ingin lepas dari ikatan. Bisa dikatakan, keterbatasan atau batasan-batasan, aturan-aturan yang ada terkadang memberi dinding pembatas bagi ruang gerak ekspresi para penggiat seni maupun para kreator dengan ide kreatifnya. Namun bagi kehidupan manusia, batasan dan aturan yang ada telah dibuat sedemikian rupa untuk menjadikan manusia memiliki etika, tindakan, dan perbuatan yang manusiawi. Sebagai manusia yang mampu berpikir, dapat menempatkan batasan dan aturan ini secara bijaksana, sehingga akan bermanfaat bagi kehidupan manusia itu sendiri. Apalagi Indonesia dengan budaya timur yang menjunjung tinggi kesopana,kearifan lokal, dan adat istiadat tentulah memiliki batasan-batasan, aturan-aturan yang cukup banyak.

Tanah yang gersang dan kering dalam karya ini, menunjukkan keringnya kreativitas karena adanya keterbatasan dalam berkreativitas maupun  kegiatan mencipta. Keterbatasan ini berupa keterbatasan ide, media, maupun aturan-aturan yang ada dalam masyarakat yang kurangnya akan pengalaman seni, sehingga menganggap seni hanyalah sebuah hiasan saja, tanpa mengetahui maksud dari karya seni itu sendiri.

Sebagai pencipta seni, adanya batasan dan aturan yang ada ini, tidak menyurutkan gairah untuk berekspresi. Dengan kondisi yang terbatas, para kreator tetap menghasilkan ide-ide segar karena seluruh informasi terbuka lebar pada saat ini. Hanya saja, bagaimana sikap dalam memanfaatkan berbagai informasi ini, menjadi ide berkarya namun tetap menjaga kesopanan, kearifan, dan budaya sendiri.

Karya Muhlis Lugis ini salah satu karya seni grafis dengan teknik mahir dari Muhlis yang dipadukan dengan pendekatan objek surealis sehingga bersifat imajinatif yang tidak biasa dilakukan dalam teknik woodcut. Dapat dikatakan, karya ini salah satu karya yang luar biasa. Tidak hanya sebatas karya seni dengan teknik yang mumpuni, namun dapat menjadi sarana komunikasi bagi penikmat seni maupun apresiator yang memiliki makna maupun pesan yang terkandung dalam karya seni tersebut. Melalui karya Muhlis ini, diharapkan mampu bersaing dengan karya seni rupa lainnya, dan menjadi sumber inspirasi bagi pegrafis-pegrafis muda untuk selalu berkarya dan berekspresi tanpa batas namun tetap sopan.

1 komentar:

  1. Harrah's Ak-Chin Casino Resort - Mapyro
    Harrah's Ak-Chin Casino Resort - Casinos in Maricopa. 강원도 출장마사지 3 miles from the 목포 출장안마 Phoenix 김해 출장마사지 International Airport. This 5-star hotel 오산 출장샵 is 7 mi (10.4 km) from the 당진 출장마사지

    BalasHapus